
JAKARTA- Jaksa
Agung Republik Indonesia St. Burhanuddin membuka secara resmi Pendidikan dan
Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Angkatan LXXVIII (78) Tahun 2021 secara
virtual dari ruang kerja Jaksa Agung di Gedung Menara Kartika Adhyaksa, Kamis (
12/8/2021) di Jakarta. Upacara pembukaan PPPJ angkatan 78 tersebut diikuti
wakil Jaksa Agung Setia Untung Arimuladi, para jaksa Agung Muda dan Kepala
Badiklat, para Staf Ahli Jaksa Agung, para Kepala Kejaksaan Tinggi dan jajaran
kebawah serta seluruh peserta PPPJ angkatan 78 secara virtual.
Jaksa Agung dalam
kata sambutannya menyampaikan Diklat PPPJ angkatan 78 tahun ini masih dilaksanakan secara istimewa, yaitu
diadaptasikan sesuai dengan situasi pandemi covid 19 yakni dilaksanakan secara
virtual di Badan Pendidikan dan Pelatihan ( Badiklat ) Kejaksaan RI dan di 12 (dua
belas) sentra pendidikan lainnya.
Meskipun metode
pendidikan seperti ini bukan yang pertama tapi tentunya dalam pelaksanaan masih
akan banyak ditemui kendala dan hambatan dalam kegiatan belajar mengajar, “Oleh
karena itu saya berharap semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan
ini bisa saling mengisi, bekerjasama dan
berinovasi sehingga segala kekurangan, hambatan dan kendala bisa diatasi
dan ditekan seminimal mungkin,” ujar Burhanuddin.
Menurutnya Pendidikan
ini sangatlah penting bagi Kejaksaan, karena yang di didik adalah para kader pimpinan
Kejaksaan dimasa datang, “Keberhasilan pendidikan ini tentunya akan sangat menentukan
masa depan Kejaksaan, kepada merekalah kelak akan kita titipkan Kejaksaan, oleh
karena itu saya minta Kepala Badan Diklat beserta jajaran, para Kajati serta para
widyaiswara, pastikan bahwa pendidikan ini menjadi kawah candradimuka yang
mampu menempa dan membentuk karakter para siswa menjadi Jaksa yang berjiwa
TRIKRAMA ADHYAKSA,” tegas Burhanuddin.
“Tindak tegas dan
terukur setiap pelanggaran yang dilakukan oleh siswa karena hanya dengan
disiplin karakter akan terbentuk, ingat salah satu tolak ukur keberhasilan
pimpinan adalah mampu melahirkan calon pimpinan yang baik di masa yang akan
datang,” harapnya.
Meskipun pelaksanaan
pendidikan ini sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga semaksimal mungkin
telah diadaptasikan dengan situasi pandemi, namun Jaksa Agung tetap ingatkan
kepada semua pihak selama pelaksanaan pendidikan untuk disiplin menerapkan
protokol kesehatan.
“ PPPJ janganlah
kalian maknai sekedar sebagai persyaratan untuk menyandang status Jaksa, melainkan
haruslah kalian maknai sebagai awal dari sebuah proses panjang yang akan
merubah dan membentuk saudara menjadi seorang jaksa yang profesional, yaitu jaksa
yang memiliki kecerdasan dan integritas, manfaatkan pendidikan ini untuk meningkatkan kemampuan
dalam bidang hukum, menanamkan integritas, memperkaya pengalaman, serta memupuk
jiwa korsa, agar memiliki kapasitas yang memadai dalam melaksanakan tugas,
fungsi, dan kewenangan besar yang akan saudara emban,” jelasnya.
Oleh karena itu
Jaksa Agung menuturkan, PPPJ adalah pendidikan yang sangat penting bagi setiap
Jaksa, karena melalui PPPJ inilah karakter Tri Krama Adhyaksa mulai ditanamkan
pada diri setiap insan Adhyaksa, “ Untuk itu saya minta saudara sekalian ikuti
dengan sungguh sungguh setiap mata pelajaran yang diberikan oleh widyaiswara
dan pengajar, jaga sikap dan perilaku saudara selama mengikuti pendidikan ini,
semuanya akan menjadi bahan penilaian,” terangnya.
“ Ingat tujuan
pendidikan ini tidak hanya untuk membuat anda menjadi pintar tetapi juga untuk
membentuk saudara menjadi pribadi yang berintegritas,” tegasnya.
Jaksa Agung menyebut
Proses pendidikan PPPJ yang di ikuti ini akan menentukan kualitas fondasi
sebagai seorang jaksa, pendidikan ini akan melatih untuk mampu menghadapi segala
tantangan, persoalan, dan dinamika tugas yang harus dihadapi di masa mendatang.
Jaksa Agung kembali
menegaskan, tantangan sebagai penegak hukum kelak sangatlah dinamis, perubahan
modus operandi tindak pidana yang cenderung semakin kompleks dan cepat, bahkan
kejahatan konvensional telah bertransformasi berkembang menjadi kejahatan
korporasi (corporate crime) serta kejahatan politik (top hat crime), disamping
itu revolusi mobilitas manusia telah berdampak pada daya jangkau kejahatan yang
mampu melintasi batas-batas teritorial suatu negara (transnational crime).
fenomena kecanggihan teknologi turut menjadi sarana yang kian memudahkan
kejahatan tersebut berkembang sedemikian luas.
“ Hal-hal tersebut
membuat pemberantasan tindak pidana bukanlah merupakan suatu pekerjaan yang
mudah, dan oleh karena itu sebagai seorang jaksa, saudara dituntut untuk selalu
meng up date kapasistas dan kapabilitas saudara agar mampu memastikan tidak ada
satupun kejahatan yang lolos dari jerat hukum saudara,” tegas Burhanuddin.
Burhanuddin
mengingatkan tantangan lain yang tidak kalah penting sebagai seorang jaksa adalah
berkaitan dengan godaan-godaan untuk melakukan perbuatan tercela. Kewenangan besar
yang di miliki kelak akan sangat rawan dari godaan-godaan untuk melakukan
perbuatan tercela, oleh karena itu pendidikan ini juga mengutamakan terbentuknya
pribadi yang berintegritas, yang diharapkan mampu menjadi benteng dalam
menghadapi berbagai godaan dalam pelaksanaan tugas. “ Perlu saudara sekalian
ketahui bahwa beberapa oknum senior kalian yang terbukti melakukan perbuatan tercela,
saat ini telah saya tindak dengan tegas, untuk itu sebagai calon jaksa, saya
minta saudara sekalian sedini mungkin memupuk integritas,” tegasnya.
“ Ingat, untuk
kesekian kalinya saya tegaskan, saya tidak butuh jaksa pintar tapi saya butuh
jaksa pintar dan berintegritas!,” tegasnya.
Selain itu,
tantangan lain yang perlu saudara sekalian cermatiadalah berkembangnya nilai
nilai keadilan dalam penegakan hukum, persoalan bagaimana menyeimbangkan
kepastian hukum, nilai-nilai keadilan yang hidup di tengah masyarakat serta
kemanfaatan hukum . Hal ini dapat dilihat dari masih kurangnya kepekaan aparat penegak
hukum dalam menerapkan keadilan restoratif pada rakyat kecil, sehingga
orientasi penyelesaian masih saja bertumpu pada penyelesaian di peradilan konvesional.
Ini tentunya menjadi tantangan bagi kalian untuk belajar memaknai dan memahami maksud
dari tujuan penegakan hukum.
Mengakhiri
sambutannya Jaksa Agung menyampaikan ucapan selamat belajar kepada seluruh
peserta PPPJ angkatan 78 Tahun 2021, semoga selurh peserta dapat mengikutinya
dengan sungguh sungguh dan penug dengan konsentrasi.
“ Saya
mengucapkan selamat mengikuti Diklat PPPJ angkatan 78 Tahun 2021. Meskipun
tidak semua peserta diklat melaksanakan kegiatan belajar di Badan Diklat Kejaksaan,
namun saya perintahkan saudara harus tetap cermati seluruh proses pembelajaran
dengan sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi.
Giatlah belajar,
giatlah berlatih, jaga etika dalam berinteraksi baik dengan Widyaiswara, senior
maupun penyelenggara dan persiapkan diri saudara untuk menjadi seorang Jaksa
yang memiliki integritas, profesionalitas, dan kompetensi yang mumpuni. Selain
itu, jaga kesehatan dan tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan,”
pesan Jaksa Agung Burhanuddin.
Pada kesempatan
ini Jaksa Agung Burhanuddin memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Kabadiklat
dan jajarannya serta kepada seluruh Kajati yang ikut serta menjadikan sentra
penyelenggara Diklat PPPJ ini.
“ Perkenankan
saya menyampaiakan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada Kabandiklat beserta
jajarannya yang tetap berupaya keras menyelenggarakan Diklat PPPJ Angkatan 78
meskipun penuh dengan keterbatasan dikarenakan masih belum meredanya pandemi
Covid-19. Apresiasi dan ucapan yang sama juga saya sampaikan kepada para Kajati
berserta jajaran yang menjadi sentra penyelenggaran diklat, karena berkat
dukungan dan fasilitas yang diberikan maka kegiatan diklat PPPJ ini dapat kita selenggarakan,”
pungkasnya. ( Muzer )