
JAKARTA – Di balik keberhasilan sebuah institusi, selalu ada sosok yang bekerja dengan dedikasi penuh, visi jelas, dan tekad untuk membawa perubahan. Dalam dunia Kejaksaan, salah satu figur tersebut adalah Dr. Rudi Margono, Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan (JAMWAS).
Bagi Rudi Margono, pengawasan bukan sekadar memeriksa laporan atau menilai pelaksanaan program. Pengawasan adalah fondasi untuk membangun budaya kerja yang transparan, profesional, dan berintegritas. Prinsip inilah yang melatarbelakangi penyelenggaraan Rapat Penyamaan Persepsi Pembahasan Teknis Pemeriksaan Pengelolaan Anggaran, Intensifikasi PNBP, Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), RPL, serta Audit dengan Tujuan Tertentu, yang digelar di Jakarta pada 20–22 Agustus 2025.
“Rapat ini bukan hanya forum teknis, tetapi momentum menyamakan langkah dan memperkuat sistem pengawasan di seluruh lini Kejaksaan,” tegas Rudi Margono dalam sambutannya.
Sebagai penggagas berbagai langkah inovatif sejak menjabat Kepala Badan Diklat Kejaksaan (2024), Rudi dikenal visioner. Salah satunya melalui penerapan konsep Corporate University (Corpu) yang mengubah pola pembelajaran aparatur Kejaksaan menjadi lebih sistematis dan berbasis kompetensi. Kini, gagasan serupa ia terapkan pada sistem pengawasan—membawa pendekatan yang lebih modern dan adaptif terhadap tantangan zaman.
Ruang Dialog, Bukan Sekadar Forum Teknis
Rapat yang dihadiri jajaran pengawasan dari berbagai daerah ini tidak hanya membahas prosedur, tetapi juga memberikan ruang dialog terbuka. Para peserta diajak mendiskusikan praktik terbaik, mengurai tantangan di lapangan, dan mencari solusi bersama untuk meningkatkan kualitas pemeriksaan serta akuntabilitas pengelolaan anggaran.
Hadir sebagai narasumber, Dr. Mukhlis, Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat sekaligus mantan Asisten Pengawasan Kejati Jawa Barat (2023), serta Dr. Ema Siti Huzaemah Ahmad, Kepala Bagian Tata Usaha Kejati Banten yang juga mantan Pemeriksa Keuangan, Perlengkapan, dan Proyek Pembangunan Kejati Jawa Barat tahun 2023.
“Pengawasan yang efektif tidak hanya membutuhkan sistem, tetapi juga SDM yang kompeten dan berintegritas,” ujar Dr. Ema yang dikenal memiliki pemikiran tajam mengenai tata kelola organisasi.
Sementara itu, Dr. Mukhlis menekankan perlunya pembaruan metode pemeriksaan agar tidak terjadi tumpang tindih program dan hasil audit dapat lebih tepat sasaran.
Di Balik Kesuksesan, Ada Tim Solid
Selain Rudi Margono dan para narasumber utama, keberhasilan rapat ini juga ditopang tim pemeriksa dan auditor muda yang penuh semangat. Mereka antara lain Kadek Aditya Pramana, S.E., M.Ak. (Auditor Ahli Muda), Pradhita Kusuma Pertiwi, S.Ak. (Auditor Ahli Pertama), serta auditor lainnya: Carolina Rianti, S.E., Chitra Eldiani, S.Ak., Lissa Kristiansah, S.Ak., Ertina Nur’Anisa, S.Ak., dan Salshafira Mutiara Ramadhany, A.Md.Ak.
Peran mereka memperkuat kualitas pembahasan teknis dan mendukung pelaksanaan agenda secara menyeluruh.
Membangun Kepercayaan Publik
Bagi Rudi Margono, keberhasilan pengawasan bukan diukur dari banyaknya temuan, melainkan dari meningkatnya kepercayaan publik terhadap Kejaksaan. Itulah mengapa integritas menjadi kata kunci.
“Harapan kami, hasil rapat ini menjadi pedoman bagi seluruh aparat pengawasan internal Kejaksaan untuk bekerja secara konsisten, profesional, dan berintegritas,” pungkasnya.
Rekam jejak Rudi Margono dalam membangun budaya integritas terbukti nyata. Ketika memimpin Badan Diklat Kejaksaan, ia berhasil membawa lembaga tersebut meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Kini, melalui peran sebagai JAMWAS, ia terus meneguhkan langkah mewujudkan pengawasan modern—sebuah ikhtiar membangun Kejaksaan yang bersih, akuntabel, dan berwibawa.
Penulis: Muzer