
JAKARTA – Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Kejaksaan RI terus memperkuat komitmennya dalam membentuk kader Adhyaksa muda yang tangguh, siap menghadapi berbagai tantangan penugasan, termasuk di wilayah kepulauan. Salah satu bentuk nyata komitmen tersebut diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler berupa pelatihan renang dan karate bagi peserta Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Angkatan 82 Tahun 2025.
Kegiatan yang diprakarsai langsung oleh Kepala Badiklat Kejaksaan RI, Dr. Leonard Eben Ezer Simanjuntak, ini digelar di lingkungan Badiklat Kejaksaan RI dan diikuti oleh seluruh peserta PPPJ.
“Jaksa itu kan kemungkinan bisa ditempatkan di daerah-daerah kepulauan. Maka mereka harus kita persiapkan bukan hanya dari sisi pengetahuan, tapi juga keterampilan seperti berenang,” ujar Leonard saat ditemui di lokasi pelatihan renang, Senin (14/7/2025).
Pertama Kali Renang Diadakan untuk Seluruh Peserta
Leonard menjelaskan, kegiatan renang kali ini merupakan kali pertama dilaksanakan secara menyeluruh bagi peserta PPPJ. Sebelumnya, Pusdiklat, sekarang (Badiklat) hanya menyelenggarakan pelatihan selam bagi peserta yang telah memiliki keahlian khusus. Kini, renang menjadi bagian dari pembinaan jasmani wajib yang diikuti oleh semua peserta dengan bimbingan instruktur profesional dari sekolah renang.
“Kita ingin mereka paling tidak bisa mengapung, tidak panik saat berada di air. Ini sangat penting, terutama kalau nanti mereka ditugaskan di wilayah kepulauan seperti Selayar,” ujarnya.
Kegiatan ini dijadwalkan secara rutin pada sore hari di luar jam pelajaran formal. Pembagian kelas dilakukan agar pelatihan tetap berjalan efektif tanpa mengganggu kurikulum utama.
Persiapan Fisik dan Mental di Lapangan
Selain renang, Badiklat juga mengadakan latihan karate sebagai bekal pertahanan diri para calon jaksa di medan tugas. Leonard menegaskan, karate menjadi penting untuk menunjang kesiapan jaksa dalam situasi tertentu, seperti menghadapi tersangka berisiko tinggi atau tugas pengamanan saat persidangan.
“Kita siapkan juga karate. Ini bagian dari pelatihan keterampilan fisik agar mereka siap menghadapi kondisi lapangan, termasuk saat menghadapi DPO atau dalam proses penangkapan,” ujarnya.
Membangun Kader Jaksa Masa Depan
Menurut Leonard, seluruh pembinaan ini merupakan bagian dari visi besar Badiklat Kejaksaan RI dalam mencetak pemimpin masa depan menuju Indonesia Emas 2045. Ia menekankan bahwa jaksa ke depan dituntut untuk memiliki ketangguhan tidak hanya dalam hal intelektual, tetapi juga kemampuan fisik dan mental.
“Kami ingin membentuk jaksa yang siap di medan darat dan laut. Ini bukan soal mengandalkan kekuatan fisik semata, tapi tentang kesiapan menyeluruh untuk menjalankan tugas negara,” pungkasnya.
Penulis: Muzer